penaklukan roma di akhir zaman
Periodesejarah kuno Mesir dan Sumeria dimulai sekitar 3100 SM; mungkin beberapa ratus tahun kemudian penulisan dimulai di Lembah Indus . Agak kemudian (c. 1650 SM) adalah Minoa yang Linear A belum diuraikan. Sebelumnya, pada tahun 2200, ada bahasa hieroglif di Kreta. Penulisan string di Mesoamerika dimulai sekitar 2600 SM.
112views, 5 likes, 0 loves, 0 comments, 4 shares, Facebook Watch Videos from Tegaknya Khilafah Di Akhir Zaman: Penaklukan kota konstaninople oleh muhammad al-fateh
PenaklukanSuriah oleh Muslim terjadi pada paruh pertama abad ke-7., di mana wilayah ini sudah dikenal sebelumnya dengan nama lain seperti Bilad al-Sham, Levant, atau Suriah Raya.Sebenarnya pasukan Islam sudah berada di perbatasan selatan beberapa tahun sebelum Nabi Muhammad meninggal dunia tahun 632 M, seperti terjadinya Pertempuran Mu'tah pada tahun 629 M, akan
RomawiKuno/Sejarah/Italia Zaman Batu. Sekitar 200.000 tahun silam, ada sedikit orang yang tinggal di Italia. Kita mengetahui tentang mereka dari kapak batu mereka, dan dari salah satu desa mereka yang telah digali di sebelah barat Roma di Torrimpietra. Namun, mereka bukanlah manusia modern, melainkan spesies manusia berbeda yang disebut Homo
Arsip– Ilmu Akhir Zaman. E Book February 23, 2017. Perpustakaan E-Book Eskatologi Islam (Bahasa & English Version) Hamba Allah E Book February 18, 2018. Bangsa Rum dalam Islam di Akhir Zaman. Hamba Allah Rum February 16, 2015. Memperkenalkan Dajjal, Jasad (Tubuh Manusia Tanpa Jiwa) Hamba Allah Dajjal July 6, 2018.
Er Flirtet Ständig Mit Anderen Frauen. Penaklukan Roma bahasa Italia Presa di Roma pada 20 September 1870 adalah peristiwa terakhir dari proses panjang penyatuan Italia yang dikenal sebagai Risorgimento,[1] menandai kekalahan akhir Negara Gereja di bawah Paus Pius IX dan penyatuan semenanjung Italia di bawah Raja Victor Emmanuel II dari Wangsa Savoy. Penaklukan Roma mengakhiri sekitar 1,116 tahun pemerintahan 754 Masehi sampai 1870 Negara Gereja di bawah Tahta Suci dan sekarang diingat di seluruh Italia dengan nama jalan Via XX Settembre di setiap kota dalam ukuran apapun.
Ikhtisar Dengarkan artikel ini Lada HitamHubertl CC BY Sejak zaman dahulu lada sudah menjadi rempah paling penting di dunia. Lada memainkan peran sentral dalam pengobatan India kuno dan Tiongkok kuno, menjadi komponen penting dalam makanan Romawi dan tetap penting dalam masakan Eropa abad pertengahan. Mimpi untuk menguasai lada mendorong Vasco da Gama 1469-1524 mengitari Semenanjung Afrika menuju Samudra Hindia dan Christopher Columbus 1451-1505 melintasi Samudra Atlantik menuju Dunia Baru. Lada di India dan Tiongkok Kuno Penanaman lada dimulai ribuan tahun yang lalu di India, tempat asalnya, dan kemudian diperkenalkan pada pulau-pulau utama di Indonesia oleh para pedagang. Terdapat dua spesies lada yang dibudidayakan lada panjang Piper longum di sebelah timur laut India dan lada hitam Piper nigrum di barat daya. Lada panjang adalah yang paling populer di Roma karena aromanya yang lebih kuat, sementara lada hitam mendominasi Eropa abad pertengahan karena ketersediannya pada para pedagang. Lada panjang sekarang sudah lama terlupakan. Lada adalah komponen kunci dalam sistem pengobatan ayurweda kuno. Terdapat banyak catatan mengenai penggunaan lada sebagai obat di India yang berasal dari setidaknya 3000 tahun lalu. Lada merupakan komponen kunci dalam sistem pengobatan Ayurweda kuno. Lada juga menemukan jalannya ke Tiongkok. Terdapat bukti tertulis bahwa lada diperdagangkan lewat darat dari India ke Provinsi Sichuan pada abad ke-2 SM. Lada juga disebutkan dalam sejarah Dinasti Han 202 SM- 220 Masehi, diterbitkan pada abad ke-5 Masehi dan dalam catatan Dinasti Tang empat abad kemudian. Pada awalnya, lada mungkin dibawa ke Tiongkok untuk tujuan pengobatan, namun tidak butuh waktu lama untuk lada menjadi bumbu yang penting dalam makanan. Lada juga bahan yang penting di Mesir pada waktu Kerajaan Baru 1570 – 1069 SM, karena ditemukan di dalam lubang hidung mumi Ramses II yang wafat tahun 1213 SM. Hanya sedikit yang diketahui tentang bagaimana orang-orang Mesir menggunakan lada atau detail lengkap mengenai bagaimana lada bisa sampai ke Mesir, namun diketahui bahwa terdapat perdagangan aktif antara India dan Arabia pada waktu tersebut; dan bangsa Mesir mengirimkan kapal-kapal ke sungai Nil ke yang mereka sebut Negeri Punt untuk memperoleh barang-barang eksotik seperti kemenyan, dupa dan kayu manis. Lada dalam Kekaisaran Romawi Lada – yang panjang dan yang hitam – dikenal di Yunani pada abad ke-4 SM, kemungkinan sebagai barang mewah yang hanya bisa dimiliki orang-orang kaya. Kemungkinannya lada digunakan dalam pengobatan dan untuk memberi rasa pada anggur. Ketenaran lada di Eropa meningkat secara drastis pada tahun 30 SM setelah penaklukan Roma atas Mesir, dan penggunaannya menyebar dengan cepat ke Gaul Romawi sebagian besar Perancis dan Jerman dan Britania Romawi. Lada menjadi bahan yang esensial untuk makanan di dunia Romawi. Orang-orang kaya menggunakannya secara bebas pada hampir semua makanan. Dalam buku resep yang diatributkan pada ahli makanan Romawi Apicius, lada dimasukkan dalam lebih dari 70% resep 349 dari 469. Cita rasa eksotik dimasukkan ke dalam masakan Romawi, termasuk jahe dari Tiongkok dan lada dari India … lada India populer dan sangat mahal. Digunakan untuk ikan dan saus daging, untuk obat-obatan dan tonik penstimulasi yang dipercaya bisa menyembuhkan impotensi. Orang-orang Romawi juga mencampur lada dan rempah-rempah lainnya ke dalam anggur bahan-bahan seperti dupa, kemenyan, kayu manis, jahe dan kapulaga ditambahkan dan anggur dipanaskan dengan api kecil. Singer, 16 Orang-orang Romawi mulai melakukan perjalanan reguler melintasi Laut Arab ke Pesisir Malabar di India selatan pada milenium pertama Masehi. Detail yang cukup spesifik mengenai perjalanan ini dicatat dalam Periplus of the Erithraean Sea Perjalanan di Laut Eritrea yang ditulis antara tahun 45 dan 55 Masehi oleh seorang pelaut yang berbahasa Yunani. Lada dalam jumlah besar diambil di kota Muziris di sepanjang pesisir barat India dengan kapal-kapal besar yang kapasitasnya lebih dari 400 ton. Rute Perdagangan Maritim India KunoGeorge Tsiagalakis CC BY-SA Ahli geografi Yunani, Strabo melaporkan bahwa Kekaisaran Romawi mengirim 120 kapal dalam perjalanan setahun setiap tahunnya ke India dan kembali, mengandalkan angin muson. Dalam perjalanan pulang, kapal-kapal ini berlayar ke Laut Merah menuju Berenice, di mana kargo dibongkar dan dibawa melintasi gurun ke sungai Nil, kemudian diangkut dengan tongkang ke Aleksandria di Mesir Romawi dan dikapalkan ke Eropa, lalu dibongkar dan disimpan di horrea piperateria besar gudang lada di wilayah khusus rempah-rempah di Roma. Pergerakan lada yang masif ke Roma ini berlanjut hingga kejatuhan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 Masehi. Menurut ceritanya Alaric sang Visigoth meminta tebusan pada Roma berupa lebih dari satu ton lada ketika ia mengepung kota tersebut di tahun 410 Masehi. Biaya perdagangan lada Romawi pasti sangat dahsyat. Penulis ensiklopedia Romawi, Plinius, mengeluh pada abad ke-1 Masehi bahwa “tidak ada tahun di mana India tidak menguras lima puluh juta sesterces [lebih dari 100 juta dalam dolar AS hari ini] dari Kekaisaran Romawi”. Ia mendeskripsikan daya tarik dan nilai lada sebagai “Mengapa kita begitu menyukainya? Ada makanan yang menarik karena manisnya, ada yang karena penampilannya, tapi baik kulit maupun buah lada tidak memiliki sesuatu untuk dipuji. Kita hanya ingin sensasi menggigitnya – dan kita akan ke India untuk mendapatkannya. Siapa yang pertama kali mencobanya dengan makanan? Siapa yang sangat gelisah menciptakan selera makan yang bahkan tidak bisa dipancing dengan rasa lapar? Lada dan jahe tumbuh liar di negara asal mereka, tapi kita menilainya setara dengan emas dan perak Plinius Tua, Sejarah Alam, Lada pada Abad Pertengahan Ketenaran lada baik dalam masakan dan obat-obatan mencapai puncak historisnya di Eropa pada Abad Pertengahan. Lada dan rempah-rempah lainnya tidak hanya dianggap sehat tapi juga digunakan secara luas untuk meningkatkan kualitas alami makanan. Makanan pada abad pertengahan sangat diproses dan kaya rempah-rempah. Makanan yang tidak dimasak jarang dimakan, bahkan buah dan sayuran. Rempah-rempah digunakan untuk membumbui segala jenis makanan termasuk daging, ikan, sup, makanan manis dan anggur. Merupakan hal yang umum pada jamuan makan abad pertengahan untuk mengedarkan “piring rempah” di mana para tamu bisa memilih bumbu tambahan seperti lada untuk makanan mereka yang sudah kaya rasa. Catatan sejarah berisi referensi penggunaan rempah-rempah secara berlebihan di antara orang-orang kaya Eropa di abad pertengahan. Seorang ahli makanan abad pertengahan terkenal, Paul Freedman, berkata bahwa “rempah-rempah ada di seluruh makanan abad pertengahan” dan “sekitar 75% resep abad pertengahan menggunakan rempah-rempah” 50. Dalam edisi Pleyn Delit Medieval Cookery for Modern Cooks yang sudah diperbarui, penulisnya menyajikan 131 resep abad pertengahan yang 92 di antaranya menggunakan lada serta rempah-rempah lainnya. Catatan sejarah penuh dengan referensi penggunaan rempah-rempah yang berlebihan di antara orang-orang kaya abad pertengahan di Eropa. Ketika William I dari Skotlandia memerintah 1165-1214 mengunjungi Richard I dari Inggris memerintah 1189-1199 di tahun 1194, ia menerima jatah harian yang terdiri dari 4 pon 1800 gram kayu manis dan 2 pon 900 gram lada tentunya lebih dari yang bisa ia konsumsi setiap hari di antara hadiah-hadiah lain. Lamprey, makanan populer di istana Inggris abad pertengahan, berlumur saus berlada. Dikatakan bahwa Raja Henry I dari Inggris memerintah 1100-1135 meninggal setelah menyantap porsi besar lamprey berlimpah lada meski mungkin penyebabnya adalah keracunan makanan. Saus yang disajikan di Perayaan St. Edward tahun 1264 dimasakan dengan 15 pon + 7 kg kayu manis, 12½ pon kg jintan dan 20 pon 9 kg lada. Terdapat catatan mengenai salah satu pesta perjamuan untuk 40 tamu di Inggris pada abad pertengahan di mana makanannya dibumbui dengan 1 pon 450 gram columbine, ½ pon 225 gram gula, 1 ons 7 gram saffron, ¼ pon 110 gram cengkih, 1/8 pon 55 gram pala dan 1/8 pon 55 gram lada. Meja Makan Abad PertengahanMary Harrsch CC BY-NC-SA Para sarjana sudah lama berdebat mengapa rempah-rempah sangat populer dalam masakan abad pertengahan. Umumnya dinyatakan bahwa rempah-rempah digunakan untuk mengawetkan daging atau untuk menutupi rasa dari bahan membusuk, namun efek rempah-rempah jauh kurang efektif daripada praktik mengasinkan, mengasap atau mengacar. Beberapa menyatakan bahwa penggunaan rempah-rempah yang berlebihan dalam masakan didorong oleh teori medis Galen 129-216 Masehi yang mempromosikan efek rempah-rempah bagi kesehatan. Akan tetapi, tidak ada alasan untuk percaya bahwa orang-orang abad pertengahan terjebak pada diet sehat lebih dari orang-orang saat ini. Kemungkinan besar, asal rempah-rempah yang eksotik dan harganya yang mahal membuat rempah-rempah menjadi simbol status yang mendorong penggunaannya secara luas. Lada juga merupakan bagian penting dalam makanan Tiongkok pada Abad Pertengahan. Ketika Marco Polo 1254-1324 berpergian ke sana di tahun 1271, ia menemukan bahwa lada adalah komponen penting dalam masakan Tiongkok, dan perdagangan lada merupakan kekuatan ekonomi yang utama. Dikatakan pada Marco Polo oleh pejabat cukai bahwa kota Hangzhou mengkonsumsi 43 gerobak penuh lada, masing-masing beratnya 223 pon 101 kg. Lada dalam jumlah yang mencengangkan diangkut menggunakan kapal-kapal Tiongkok dari pulau Jawa dan Sumatra, masing-masing sebanyak 5000 sampai 6000 keranjang. Pada Dinasti Sung 1271-1367, sudah menjadi kebiasaan bagi para diplomat Asia Tenggara untuk membawa upeti berupa lada kepada penguasa Tiongkok. Hilangnya Pamor Lada Pasar lada dan rempah-rempah tetap kuat di Eropa hingga pertengahan abad ke-17 ketika akhirnya jatuh karena berbagai sebab. Seperti yang dijabarkan Freedman Kelompok minuman yang benar-benar baru, stimulan dan rasa telah tiba yang meliputi teh, kopi, coklat dan tembakau yang menawarkan sensasi rasa baru tapi juga menghasilkan efek psikologis yang terbukti ringan, atau dalam kasus tembakau, cukup membuat kencanduan … Rempah-rempah menjadi lebih murah dengan adanya kolonialisasi dan terbukanya rute perdagangan baru, sehingga konsumsi mereka tidak lagi mengekspresikan kesan hak istimewa dan ekslusif. 221 Lada PanjangLemmikkipuu CC BY-SA Tempat asal rempah-rempah juga sudah diketahui secara luas dan tidak lagi terkesan eksotis atau misterius. Mungkin yang paling penting, ada “pergerakan seismik dalam hal cita rasa. Orang-orang kaya Eropa tidak lagi meyukai makanan yang pedas dan harum”. Freedman, 224. Pengurangan pemakaian rempah-rempah di Eropa mengakibatkan perubahan dramatis dalam hal ekspor dari India dan Asia Tenggara ke Eropa. Pertama-tama rempah-rempah digantikan oleh kapas di akhir tahun 1600an, kemudian oleh teh dan kopi di tahun 1700an. Porsi besar perdagangan Inggris dan Belanda juga bergeser ke Samudra Atlantik begitu pula dengan gula, tembakau dan budak. Daftar Pustaka Butler, Sharon & Hieatt, Constance B. & Hosington, Brenda. Pleyn Delit. University of Toronto Press, Scholarly Publishing Division, 1996. Dalby, Andrew. Dangerous Tastes. University of California Press, 2002. Elder, Pliny the. The Natural History of Pliny, Vol. 3. Forgotten Books, 2018. Jenkins, M. . "Medicine and spices, with special reference to medieval monastic accounts." Journal of Garden History , 4, pp. 47-49. Miller, James Innes. The Spice Trade of the Roman Empire, 29 to 641,. Clarendon Press, 1969. Paul Freedman. Out of the East. Yale University Press, 2009. Shaffer, Marjorie. Pepper. St. Martin's Griffin, 2014. Singer, C. "The incense kingdoms of Yemen an outline history of the South Arabian incense trade." Food for the Gods, edited by Peacock, D. P. S. & Peacock, A. C. S. & Williams, David. Oxbow Books, 2006, 4 - 27. Strabo. The Geography of Strabo, Vol. 3 of 3. Forgotten Books, 2017. Turner, Jack. Spice. Vintage, 2005. Ensiklopedia Sejarah Dunia adalah Rekanan Amazon dan mendapatkan komisi atas pembelian buku yang memenuhi syarat. Tentang Penerjemah Penggemar cerita-cerita lama, kisah-kisah kuno dan kejadian-kejadian di masa lalu. Dan seorang penerjemah. Tentang Penulis James F. Hancock adalah seorang penulis lepas dan profesor emeritus di Michigan State University. Minat khususnya adalah evolusi tanaman dan sejarah perdagangan. Buku-bukunya meliputi - Rempah-rempah, Aroma dan Sutra CABI, dan Tanaman Perkebunan Routledge. Kutip Karya Ini Gaya APA Hancock, J. 2021, September 02. Lada [Pepper]. S. Go, Penerjemah. World History Encyclopedia. Diambil dari Gaya Chicago Hancock, James. "Lada." Diterjemahkan oleh Sabrina Go. World History Encyclopedia. Terakhir diubah September 02, 2021. Gaya MLA Hancock, James. "Lada." Diterjemahkan oleh Sabrina Go. World History Encyclopedia. World History Encyclopedia, 02 Sep 2021. Web. 16 Jun 2023. Lisensi & Hak Cipta Ditulis oleh James Hancock, dipublikasikan pada 02 September 2021. Pemegang hak cipta telah mempublikasikan konten ini di bawah lisensi berikut Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike. Harap diperhatikan bahwa konten yang ditautkan dari halaman ini mungkin memiliki ketentuan lisensi yang berbeda.
Mostafameraji Perayaan Tahun Baru selalu diisi dengan syukur dan harapan masa yang baik. Bagaimana perayaan Tahun Baru di zaman kuno, dari Babilonia hingga Romawi? tahun baru, sebagian besar orang di berbagai belahan dunia melakukan perayaan dan ritual unik. Perayaan ini bukanlah hal yang baru dan telah dilakukan di zaman kuno. Meski bentuk perayaannya telah berubah dari waktu ke waktu, tujuannya selalu sama yaitu untuk merayakan datangnya hari baru. Perayaan Tahun Baru selalu diisi dengan syukur dan harapan akan masa dengan yang lebih baik. Dari Babilonia hingga Romawi, bagaimana perayaan tahun baru di zaman kuno? Orang Babilonia kuno merayakan Akitu Perayaan Tahun Baru orang Babilonia kuno dilakukan pada bulan baru pertama setelah titik balik musim semi pada akhir Maret. Dalam perayaan itu, mereka menghormati kelahiran kembali alam dengan festival multi-hari yang disebut Akitu. “Perayaan awal Tahun Baru ini dimulai sekitar tahun 2000 Sebelum Masehi,” tulis Evan Andrews di laman History. Selama Akitu, patung para dewa diarak melalui jalan-jalan kota dan upacara dilakukan untuk melambangkan kemenangan mereka atas kekuatan kekacauan. Melalui ritual ini, orang Babilonia percaya bahwa dunia secara simbolis dibersihkan dan diciptakan kembali oleh para dewa. Pembersihan itu dianggap sebagai persiapan untuk tahun yang baru dan kembalinya musim semi. Salah satu aspek menarik dari Akitu melibatkan semacam ritual penghinaan yang dialami oleh raja Babilonia. Raja dibawa ke hadapan patung dewa Marduk, dilucuti dari tanda kerajaannya dan dipaksa untuk bersumpah bahwa dia telah memimpin kota dengan hormat. Seorang imam besar kemudian akan menampar raja dan menyeret telinganya dengan harapan membuatnya menangis. Jika air mata kerajaan ditumpahkan, itu dilihat sebagai tanda bahwa Marduk puas dan secara simbolis telah memperpanjang kekuasaan raja. Sejarawan berpendapat bahwa unsur-unsur politik ini menunjukkan bahwa Akitu digunakan sebagai alat untuk menegaskan kembali kekuasaan ilahi raja atas rakyatnya. Nowruz, Tahun Baru orang Persia kuno Meskipun masih dirayakan di Iran dan bagian lain di Timur Tengah dan Asia, akar Nowruz atau "Hari Baru" menjangkau jauh ke zaman kuno. Sering disebut "Tahun Baru Persia", festival musim semi selama 13 hari ini jatuh pada vernal equinox pada bulan Maret. Catatan resmi Nowruz tidak muncul sampai abad ke-2, tetapi sebagian besar sejarawan percaya bahwa perayaannya dimulai setidaknya sejak abad ke-6 Sebelum Masehi. Nowruz bertahan sebagai hari libur penting bahkan setelah penaklukan Iran oleh Aleksander Agung dan kebangkitan kekuasaan Islam pada abad ke-7 Masehi. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Romawi Kuno adalah sebuah peradaban yang tumbuh dari negara-kota Roma didirikan di Semenanjung Italia di sekitar abad ke-9 SM. Selama keberadaanya selama 12 abad, kebudayaan Romawi berubah dari sebuah monarki ke sebuah republik oligarki sampai kekekaisaran yang luas. Dia datang untuk mendominasi Eropa Barat dan wilayah sekitar di sekitar Laut Tengah melalui penaklukan dan asimilasi. Namun beberapa faktor menyebabkan kemerosotannya. Sebelah barat kekaisaran, termasuk Hispania, Gaul, dan Italia, akhirnya pecah menjadi kerajaan merdeka pada abad ke-5; kekaisaran timur, diatur dari Konstantinopel, disebut sebagai Kekaisaran Romawi Timur setelah tahun 476, tanggal tradisional “kejatuhan Romawi” dan kelanjutannya Zaman Pertengahan. Peradaban Romawi seringkali dikelompokan sebagai “klasik antik” bersama dengan Yunani kuno, sebuah peradaban yang menginspirasikan banyak budaya Romawi Kuno. Romawi Kuno menyumbangkan banyak kepada pengembangan hukum, perang, seni, literatur, arsitektur, dan bahasa dalam dunia Barat, dan sejarahnya terus memiliki pengaruh besar dalam dunia sekarang ini. Sejarah Italia pada masa antikuitas kebanyakan mengikuti perubahan yang terjadi di Asia Barat yang terjadi lebih awal. Orang modern pertama tiba di Italia dari Asia Barat sekitar tahun 10000 SM. Sekitar tahun 5000 SM kelompok kedua pengelana dari Asia Barat membawa serta kemampuan bertani dan berternak ke Italia. Ketika orang-orang mulai menggunakan perunggu di Asia Barat, sekitar tahun 3000 SM, orang di Italia pun dengan cepat belajar cara menggunakan perunggu. Sekitar tahun 2000 SM, gelombang ketiga rombongan orang-orang datang ke Italia dari Asia Tengah, mereka adalah bangsa India-Eropa. Mereka membawa suatu bahasa baru, yang kelak menurunkan bahasa Latin. Zaman Kegelapan yang menimpa Mesir, Yunani, dan Asia Barat sekitar tahun 1200 SM nampaknya tidak terjadi di Italia, namun orang-orang Italia terus belajar dari Asia Barat. Mereka belajar cara menggunakan besi sebagai pengganti perunggu untuk peralatan dan senjata mereka. Seperti halnya orang-orang di Asia Barat dan Yunani, orang-orang Italia mulai membangun kota-kota dan bangunan batu besar, dan mereka bereksperimen dengan pemerintahan mereka- biasanya raja memerintah dengan diawasi oleh Senat yang terdiri atas kelompok orang kaya. Sekitar tahun 500 SM, dua perubahan besar terjadi di Mediterania timur, dan orang Romawi belajar dari keduanya. Yang pertama, pada tahun 536 SM Koresh Agung menaklukan sebagian besar Asia Barat dan mendirikan Kekaisaran Persia – kekaisaran terbesar pertama di dunia. Pada pertengahan 400-an SM, orang Romawi seperti orang Athena dan Kartago mengikuti tindakan Persia dan mulai menaklukan tetangga-tetangga mereka. Yang kedua, banyak kota di Yunani dan Afrika Utara menggulingkan raja mereka dan membiarkan Senat berkuasa orang Athena bereksperimen dengan melaksanakan demokrasi. Pada tahun 509 SM, orang Romawi melakukan hal yang sama, mereka menggulingkan monarki dan mengganti sistem pemerintahan menjadi republik. Pada tahun 275 SM Romawi sudah menguasai seluruh Italia, kemudian mereka memerangi Kartago dalam perebutan kendali di Mediterana Barat. Pada tahun 146 SM, Romawi sudah berhasil menguasai seluruh Mediterania. Seiring penaklukan Romawi di Mediterania, orang-orang kaya yang menjalankan pemerintahan menjadi semakin kaya, sangat kaya. Mereka mulai berselisih untuk menguasai kekaisaran baru itu. Pada tahun 30 SM, satu orang, yaitu Augustus, berhasil menguasai Kekaisaran Romawi. Setelah dia meninggal, kerabat-kerabatnya mewarisi tahtanya. Selama dua ratus tahun setelah itu, Kekaisaran Romawi menikmati kedamaian yang panjang ketika seorang demi seorang pria menjadi kaisar Romawi. Beberapa wanita, misalnya, Agrippina dan Julia Domna, juga pernah berkuasa. Namun pada tahun 220 M, orang Sassaniyah mulai menyerang Kekaisaran Romawi secara lebih agresif dari arah Timur, orang Jermanik di Utara juga mulai memanfaatkan kesempatan untuk menyerang Romawi. Untuk memperoleh pasukan yang cukup, Romawi terpaksa menyewa orang Visigoth dan Ostrogoth dari luar kekaisaran untuk bertempur sebagai tentara bayaran. Masa damai pada awal tahun 300-an M menjadi waktu yang cukup baik bagi Kekaisaran Romawi. Namun perang kembali meletus pada tahun 350-an M, dan meskipun mereka bertempur dengan gigih, pada akhir tahun 400-an M, Romawi terpaksa menyerahkan banyak daerah di barat kekaisaran kepada para tentara bayaran yang pernah mereka sewa. Di Mediterania Timur, Kekaisaran Romawi terus berlangsung, dengan ibukotanya di Konstantinopel. Tapi kemudian seperti yang pernah terjadi di Barat, Romawi makin meningkatkan penggunaan tentara bayaran, terutama orang Arab. Pada tahun 600-an M, orang-orang Arab itu mulai melawan Romawi dan bukannya membantu. Dengan cepat, mereka mendirikan Kekaisaran Islam di tempat yang dulunya dikuasai Romawi. Sisa-sisa terakhir Kekaisaran Romawi Lama, yaitu Konstantinopel, jatuh ke tangan Muslim pada tahun 1453 M. Kebudayaan Romawi Kuno adalah kebudayaan yang muncul di Romawi Kuno. Kebudayaan ini berlangsung selama hampr 1200 tahun dalam sejarah peradaban Romawi Kuno. Istilah tersebut merujuk pada kebudayaan pada Republik Romawi, dan kemudian Kekaisaran Romawi, yang pada puncaknya, menguasai wilayah mulai dari Dataran Rendah Skotlandia dan Maroko sampai ke Sungai Efrat. Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus. Menurut berita-berita lama, Roma didirikan oleh Remus dan Romulus pada tahun 750. Remus dan Romulus ini anak Rhea silva, turunan Aenas –seorang pahlawan Troya jang dapat melarikan diri waktu Troya dikalahkan dan dibakar oleh bangsa Jujani. Orang-orang Romawi memiliki kepercayaan terhadap dewa-dewa, seperti orang-orang di Yunani. Hanya saja dewa-dewa di romawi berbeda dengan di Yunani. Dewa-dewa yang dipercayai oleh orang-orang Romawi antara lain Jupiter raja dewa-dewa, Yuno dewi rumah tangga, Minerus dewi pengetahuan, Venus dewi kecantikan, Mars dewa perang, Neptenus dewa laut, Diana dewi perburuan dan Bacchus dewa anggur. Roma berhasil menundukkan bangsa-bangsa yang tinggal disekitarnya satu persatu, baik dengan jalan kekrasan maupun jalan damai. Hingga akhirnya Roma berhasil menguasai seluruh Italia Tengah. Sebelum itu, sekira tahun 492, Daerah Latium sebagai tempat berdirinya kota Roma dikuasai oleh kerajaan Etruskia, yang terletak disebelah utaranya sampai pada tahun 500 SM. Pada tahun 500 SM bangsa Latium memberontak terhadap kerajaan Etruskia dan berhasil memerdekaan diri serta mendirikan negara sendiri yang berbentuk republik. Maka sejak itu, Roma menjadi republik dan kepala negaranya disebut konsul yang dipilih setiap tahun sekali. Konsul selain menjadi penguasa negara juga ketua senat dan panglima besar. Bangsa Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia kemudian menjadi bangsa penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang luasa sampai ke Laut Tengah. Bangsa yang semula petani ini kemudian menjadi masyarakat kapitalis dan materialis. Selain sebagai bangsa yang suka dengan perang bangsa Romawi juga mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membali ladang-ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari daerah-daerah jajahan. Penguasa Gayus Julius Caesar meluaskan wilayahnya sampai ke Jerman, Belgia, Belanda dan bahkan sampai menyebrangi selat Calis ke Inggris. Selain sebagai penguasa mutlak Julius Caesar juga mengembangkan kalender baru yang disebut kalender Julian. Kelender ini terus dipakai sampai kemudian diperbaharui oleh Gregorius yang kemudian dikenal dengan dengan kalender Gregorius. Julius Caesar dibunuh oleh Brutus dan Casinus yang menginginkan suatu pemerintahan berbentuk Republik. Akan tetapi, cita-cita kedua orang itu tidak berhasil dan tetap mempertahankan sistem pemerintahan diktator. Anak angkat Julius Caesar bernama Oktvaianus kemudian dapat menguasai Romawi kembali dan berkuasa secara diktator. Dalam kekuasaannya, Oktavianus banyak dikelilingi orang-orang pandai sehingga ia dapat berkuasa cukup lama. Oleh senat Oktavianus diberi gelar “Augustus” yang artinya “Yang Maha Mulia”. Dengan stabilitas pemerintahan pada masa Kaisar Octavianus maka mulailah bidang kebudayaan mendapat perhatian. Kebudayaan Romawi mendapat unsur-unsur pokok dari kebudayaan Etrusia dan Yunani. Hal ini berarti kebudayaan Romawi merupakan hasil perpaduan dari kebudayaan yunani dan Etrusia, tanapa ada unsur-unsur dari kebudayaan romawi sendiri. Pada masa Octavianus, orang-orang Romawi melihat sesuatu dari sudut kegunaannya. Pandangan hidup bangsa Romawi ini memberikan warna pada kehidupan agama. Tepatlah apa yang diungkapkan oleh Cicero, bahwa agama bagi mereka bukan untuk mendidik manusia kepada kebajikan, melainkan manusia sehat dan kaya. Dengan pandangan hidup yang praktis ini menjadi ciri utama orang-orang Romawi. Dalam lapangan ilmu pengetahuan, bangsa Romawi bukanlah pencipta teori-teori, tetapi pelaksana teori yang telah ada sejak zaman Yunani. Dengan ini mata rantai jang seakan-akan putus dalam perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tumbuh kembali. Bila sarjana Yunani adalah ahli teori, maka sarjana Romawi adalah ahli praktek. Masa Octavianus merupakan masa penyempurnaan seni dan budaya Romawi. Pengaruh budaya Yunani mulai masuk dengan kuatnya sejak tahun 146 SM bersamaan dengan usaha bangsa Romawi melakukan penaklukan di Laut Tengah. Selama kekuasaan Romawi, seni Romawi disebarkan ke Eropa dan sekitar Laut Tengah. Seni Romawi sebenarnya merupakan pencampuran dua unsur seni budaya, yaitu Romawi yang merupakan daerah kekuasaan Etruskia dan seni Yunani. Pada hekakatnya budaya ini bukan berasal dari rakyat biasa melinkan dari golongan bangsawan. Golongan seniman besar, seperti yang terdapat di Yunani di Roma tidak ada. Justru bangsa Romawi mendatangkan seniman-seniman dari Yunani. Oleh karena itu, pengaruh Yunani di Romawi sangat kuat. Politik maupun seni dan budaya Roma di bawah bangsa Etruskia. Dengan begitu seni Romawi pada dasarnya adalah pencampuran unsur-unsur budaya Etruskia dan Yunani yang kemudian menjadi seni budaya baru. Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besr, megah, dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti bangunan saluran air aquaduct, jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas seni thermen, theater, amphitheater. Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas. Bangunan atap kubah untuk pertama kali diciptakan kurang lebih tahun 30 SM untuk bangunan Thermae di Baaie. Mereka juga membangun bangunan umum seperti jalan raya. Jalan raya yang terkenal adalah jalan Via Apia. Rumah-rumah dewa atau kuil yang dibangun memiliki ukuran besar. Kuil-kuil yang berukuran besar tersebut antara lain Tempel Jupiter abad ke-6 SM, Appolo dan Venus di Roma. Untuk setiap bangunan kuil tersebut di gunakan tinga-tiang penyangga. Batang tiang penyanggga atap menggunakan menggunakan kepala tiang dengan ciri-ciri Yunanni seperti Doria, Ionia, dan Korinthia. Bangsa Romawi juga ahli dalam pembuatan patung terutama patung setangah dada atau potret. Bentuk wajah dibuat dengan sangat teliti, sedangkan tubuh dan lainnya lebih sederhana. Kecakapan membuat patung ini berhubungan dengan kebiasaan keluarga-keluarga terkemuka bangsa Romawi yang senang membuat patung nenek moyang dalam jumlah banyak dan sangat teliti. Biasanya patung nenak moyang disimpan di rumah dan ditempatkan dalam satu ruangan khusus yang disebut Atrium. Atrium ini juga dilengkapi dengan altar. Orang-orang Romawi dalam membuat patung memiliki kebiasaan yang sama dengan bangsa Yunani. Dalam membuat patung, orang-orang Romawi selalu mematungkan tokoh-tokoh penguasa, tokoh-tokoh politik, dan cendikiawan. Banyak sekali tokoh penguasa, tokoh politik dan cendikiawan yang dijadikan sebagai latar dalam membuat patung seperti wajah tokoh Julius Caesar, Agustus, Tuchidides, Demostenes, Caracalla, dan lainnya. Gambar wajah para tokoh ini selain dipatungkan juga dilukiskan pada mata uang logam. Bangsa Romawi juga senang pada keindahan rumahnya. Dinding bagian dalam rumah dihias dengan lukisan untuk memberikan kesan luas. Kegiatan memperindah dinding ini biasa pada dinding rumah dengan cara melukis pemandangan alam dan bangunan-bangunan rumah yang seolah-olah terlihat dari jendela. Kegiatan melukis pada dinding-dinding rumah yang dilakukan oleh orang-orang Romawi ternyata meniru kebiasaan bangsa Yunani. Dengan demikian melukis Cara melukis yang dilakukan oleh orang Romawi memdapat pengaruh basar dari Yunani. Dari seni melukis pada dinding ini banyak ditemukan peninggalan-peninggalan yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Romawi. Salah satu dari sekian banyak peninggalan kebudayaan ini adalah peninggalan lukisan didinding rumah yang terdapat di Pompeii. Peninggalan lainnya terdapat di Roma yang menggambarkan pengantin perempuan dan teman-temannya sedang mempersiapkan upacara perkawinan. Selain pada dinding rumah, seni lukis juga ditemukan pada mangkuk, jambangan, piring dan tempat bunga. Bangsa Romawi yang senang membuat bangunan monumental menyebabkan bangsa ini kaya dengan hasil-hasil bangunan berupa monumen dan kuil. Monumen yang dibuat oleh bangsa romawi berupa pintu gerbang kemenangan atau tiang kemenangan. Bangunan monumen ini digunaakn untuk memperingati suatu peristiwa sejarah. Pada banguan monumen itu diberi relief yang menggambarkan peristiwa kemenangan. Peninggalan seni monumen ini terdapat di Roma dan dibeberapa daerah jajahan Romawi. Perubahan ketatanegaraan Romawi dari republik ke bentuk kekaisaran tidak mengendurkan semangat dan perkembangan budaya orang-orang Roma untuk mendirikan bangunan berupa bangunan monumental. Hanya saja, apabila pada masa republik pendukung seni budaya dilakukan oleh para bangsawan. Namun, setelah menjadi kekaisaran, yang mendukung seni budaya adalah golongan istana. Sejak kaisar Agustus, seni budaya elbih cenderung mejadi seni kuna yang berkiblat pada Yunani. Setiap kaisar yang berkuasa di Romawi selalu meninggalkan seni budaya beruapa bangunan monumen. Kebiasaan yang dilakukan oleh kiasar-kaisar ini dilakukan sebagai sarana untuk menunjukan jasanya kepada negara. Maka sejak kiasar-kaisar ini berkuasa, banyak sekali didirikan bangunan besar dan megah dengan menggunakan bahan dari marmer. Peninggalan seni bangunan Romawi pada masa kekaisaran ini jumlah sangat banyak. Banguan-banguan monmen tersebut antara lain Kuil Zeus yang didirikan di Olympia, Kuil Jupiter Heliopalitanus di ba’albek syria, Pantheon merupakan sebuah kuil yang kemudian digunakan untuk gereja, Mousoleum di Roma yang didirikan pada tahun 175 SM Mousoleum merupakan bangunan yang berupa makam yang indah. Pada sisi dalam ruang Mousoleum dihiasai ddengan berbagai ornamen yang indah, dan Teater di Pompeii, solona, Asperados, Amphiteater Amphpiteater merupakan perpaduan dua buah teater yang dipergunakan untuk pertunjukan mengadu benteng dan untuk perkelahian gladiator, tempat duduk penonton berkeliling, semakin kebelakang semakin tinggi. Amphipater pada masa kaisar Vespasianus 695 SM dipergunakan untuk peragaan perang-perangan seperti di laut bebas dan Circus sirkus, tempat untuk berpacu kuda yang menarik kereta beroda dua, Thermen Merupakan tempat pemandian dengan ruang-ruang mandi berair panah, berair hangat dan dingin, Bangunan istana, Gerbang kemenengan, dan Tiang kemenangan. Pada masa Gothik 100 – 1400 M, kebudayaan Romawi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan agama kristen. Agama kristen atau Nasrani sebenarnya telah berkembang sejak jaman pemerintahan Tiberius. Agama ini disiarkan oleh Yesus Isa dari nazareth, yang dilahirkan di Palestina. Agama Kristen ini berbeda dengan kepercayaan rakyat Romawi yang poltheis. Agama Nasrani memiliki kepercayaan monoteis. Dengan pertimbangan-pertimbangan politik dan kemanan negara, Tiberius menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus pada tahun 33. Tetapi kematian Yesus ini tidak berarti agama Kristen lenyap dari kehiduapan masyarakat Romawi, malahan sebaliknya. Setelah Yesus atau Nabi Isa disalib dibukit Gologota, agama Kristen berkembang sampai Mesir, Syria, Asia Kecil, dan ke Roma. Hampir selama tiga abad para pengikut agama Kristen dalam ketakutan dan dikejar-kejar oleh penguasa Roma. Pada tahun 395 agama kristen ditetapkan sebagai agama negara. Dari masyarakat pemeluknya lambat laun timbul suatu bentuk kelompok kegerejaan yang disusun menurut organisasi-organisasi yang ada di Imperium Romanum penguasa Roma. Periode Gothik seni Kristen mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh perpindahan pemerintahan dari Konsatantinopel ke Byzantium. Kekaisaran romawi mengalami perpecahan menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur. Romawi Barat mengalami keruntuhan tahun 335 M. Ketika penguasa Roma masih memusuhi para pengikut agam kristen, di Roma sendiri secara sembuyi-sembunyi berkembang seni Katamba. Sejak saat itulah lahir seni Katakomba yang meruapakn tanda lahirnya seni kristen awal. Katakomba sendiri merupakan kuburan-kuburan bawah tanah. Kemudian dalam masyarakat Romawi pada masa Gothik ini selalu melakukan kebiasaan untuk berkumpul di ruangan terowongan dengan tujuan mengadakan kegiatan agama. Dari seringnya diadakan perkumpulan, kemudian berkembang kebiasaan masyarakat untuk menghiasi dinding dengan motif jaman kuno. Motif-motif klasik yang digambar dalam dinding-dinding terowongan ini, kemudian tergeser oleh perkembangan motif-motif modern atau baru. Motif-motif yang baru ini biasanya berbentuk manusia dan binatang yang digambarkan secara simbolik untuk kepentingan agama kristen. Karya seni kristen awal ini anatara lain lukisan-lukisan kristus sebagai “gembala yang baik”. Pada umumnya yang mengembangkan seni Katakomba ini adalah bukan seniman. Bagi mereka yang erpenting adalah dapat mengungkapkan arti dan ide melalui lukisan dan sebagai bakti mereka kepada agama kristen. Namun, justru “seniman-seniman” Katakomba ini menjadi pelopor seni nonrelistik pada abad pertengahan. Ketika gereja mengalami kemerdekaan kembali pada abad ke-4, kemudian agama kristen dijadikan agama resmi, mulailah perkembangan seni banguan gereja. Pada masa itu, para arsitek membangun gereja dengan menggunakan konsep dasar seni bangunan basilika bangsa Romawi, yaitu suatu bangunan untuk pertemuan-pertemuan umum berbentuk persegi panjang. Perkembangan selanjutnya adalah bagunan gereja dengan menara lonceng pada bad ke-6. Seni bangunan pada bangunan gereja adalah bangunan geraja dengan denah memusat dan berkubah serta menggunakan denah memanjang atau basilika dengan langit-langit datar atau dengan lengkung silang. Contoh seni bangunan pada masa gereja adalah bangunan gereja di Mantua dan gereja di Feirence. Peradaban Romawi Kuno 27SM – 476SM/1453 M terletak di Semenanjung Apenina, beribu kota Roma, Italia. Tanah disini sangat subur sehingga mendukung terciptanya sebuah peradaban. Ada tiga gunung berapi yang membantu menyuburkan tanah yakni gunung Visuvius, Stromboli dan Etna. Selain itu juga terdapat dua sungai besar sebagai sumber air yaitu Sungai Tiber dan Sungai Po. Wilayah Romawi di sebelah barat dibatasi Laut Tirrenia sedangkan sebelah timur dibatasi oleh Laut Ionia dan Laut Adriatik. Untuk sebelah utara wilayah Romawi berbatasan dengan negara Swiss dan Austria. Untuk sebelah selatan dibatasi oleh Pulau Sisilia dan Laut Tengah. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Bangsa Romawi telah mengenal ilmu pengetahuan diantaranya pengetahuan tentang pembuatan akuaduk pengairan bergantung, stadion Amphiteater tempat olah raga, Colosseum gladiator tempat adu manusia dengan hewan dan Gereja Aya Sophia sekarang menjadi Masjid di Bizantium. Masyarakat Romawi juga sudah mengenal sistem pertanian yang mampu menghasilkan tanaman anggur, sayuran, gandum, jagung, zaitun serta beternak biri-biri. Adapun kepercayaan yang dianaut adalah kepercayaan tentang adanya banyak dewa seperti dewa Zeus diganti dengan Yupiter, Vesta, Genius, Yuno Hera dan Aprodhite diganti Venus. Adapun sistem pemerintahannya adalah sebagai berikut Kepala pemerintahan dipegang oleh dua orang konsul yang dipilih dengan masa jabatan selama dua tahun, Senat, memiliki hak memberi nasihat kepada konsul,Dewan Rakyat Comitia Curiata,Pontifex Maximus, merupakan jabatan sejenis kepala Plebis, merupakan jabatan semacam dewan daerah. Semula, pada tahun 750 – 510 SM Peradaban Romawi dipimpin oleh seorang raja dengan sistem pemerintahan kerajaan. Adanya sikap kediktatoran raja sering memicu terjadinya keributan antara rakyat dengan pemerintahan sehingga pada saat pemerintahan dipegang oleh Raja Tarquinus terjadilah pemberontakan besar sehingga pada tahun 510 SM sistem pemerintahan berubah menjadi republik. Saat pemerintahan berupa republik 510 SM-27 SM dipimpin oleh tiga orang Triumvirat 60–44 SM yang terdiri dari Pompeyus, Crassus dan Yulius Caesar. Selain itu, pada masa ini wilayah kekuasaan Bangsa Romawi membentang luas dari wilayah Spanyol barat, Jerman, Palestina hingga Mesir timur. Masyarakat Romawi pada umumnya terbagi menjadi dua golongan yakni Golongan patricia golongan bangsawan, golongan ini memegang kekuasaan di Roma sebagai warga penuh dan golongan plebeca rakyat rendah, golongan ini boleh mendirikan tribun plebis, salah satu konsulnya berasal dari plebeca. Untuk mengatur kehidupan bernegara disusunlah sebuah undang-undang tertulis yang pertama kali, yaitu Lejes Duodecim Tabularum yang berupa 12 lempengan tembaga. Perang saudara mulai kembali berkobar tatkala pada tahun 55 SM, Crassus meninggal sehingga terjadi keributan antara Pompeyus dengan Yulius Caesar. Akhirnya kemenangan berhasil diraih oleh Yulius Caesar dan memimpin sebagai Triumvirat I namun dibawah kepemimpinannya, bangsa Romawi dinilai gagal. Pada tahun 44 SM, tokoh Triumvirat I -Yulius Caesar- dibunuh oleh Senat Cassius dan Brutus kemudian rakyat membentuk Triumvirat II yang anggotanya Antonius, Octavianus dan Lipidus. Perselisihan pun kembali terjadi yang berakhir kematian Lipidus. Setelah kematian Lipidus, kekuasaan dibagi menjadi dua wilayah dimana Antonius berkuasa di wilayah antara asia kecil hingga Mesir dan Octavianus berkuasa di wilayah barat Spanyol hingga Yunani. Antonius yang berkuasa di wilayah timur akhirnya menikah dengan Ratu Mesir, Cleopatra. Lambat laun kecurigaan Octavianus memuncak hingga akhirnya ia menyerang wilayah kekuasaan Antonius dan berhasil menguasainya. Untuk menghindari penangkapan, Antonius dan Cleopatra kabur dan akhirnya bunuh diri. Kejadian ini menjadikan Octavianus berkuasa penuh atas wilayah Romawi dan membentuk sistem kekaisaran 27M. Ia pun mendapatkan gelar sebagai Augustus yang mulia. Beberapa kebijakan pada saat pemerintahan Octavianus antara lain pegawai memperoleh gaji tetap, pajak rakyat diperingan, menempatkan tentara di daerah perbatasan dan pembersihan wilayah dari gangguan bajak laut. Wilayah Romawi pada masa kekaisaran Octavianus membentang dari wilayah Mesir, Siria, Palestina, Turki, Spanyol,Afrika Utara, Spanyol, Portugis, Belgia, Prancis, Belanda, Inggris, Jerman dan Balkan. Pada masa ini Bangsa Romawi mengalami zaman keemasan dan agama Kristen mulai masuk ke kerajaan Romawi. Bangsa Romawi mengalami zaman kelam pada saat pemerintahan kekaisaran Nero. Ia dikenal sangat kejam dan tega membunuh, istri, ibu, anak dan gurunya sendiri demi kepuasan. Ia juga membunuh orang-orang yahudi dengan cara dibakar hidup-hidup sekitar Pada pemerintahan Kaisar Konstantin, ibukota Romawi berpindah dari Roma ke Istambul Bizantium. Kaisar Theodoseus membuat kebijakan terkait agama Kristen yang kemudian dijadikan sebagai agama negara. Kemudian Ia membagi romawi menjadi dua wilayah yakni wilayah barat yang berpusat di Roma dan wilayah timur yang berpusat di Bizantium. Namun bangsa ini akhirnya harus hancur. Romawi barat hancur akibat serangan Bangsa Odoaker sedangkan Romawi timur hancur akibat serangan Turki Usmani.
Penaklukan Britania oleh Romawi adalah suatu proses penaklukan yang dilakukan oleh Romawi terhadap Britania. Penaklukan ini merupakan proses yang terjadi secara bertahap. Romawi berhasil menaklukan Britania pada secara efektif pada 43 M di bawah kaisar Claudius, yang jenderalnya Aulus Plautius bertugas sebagai gubernur pertama Britania. Namun, Britania Raya sebelumnya telah sering menjadi sasaran invasi, yang aktual dan terencana, oleh pasukan Republik Romawi dan Kekaisaran Romawi. Seperti halnya daerah-daerah lainnya di ujung kekaisaran, Britania menikmati hubungan diplomasi dan perdagangan dengan bangsa Romawi sejak ekspedisi Julius Caesar pada 55 dan 54 SM. Ekonomi dan budaya Romawi juga ikut memengaruhi Britania. Pengaruh Romawi merupakan unsur penting pada akhir Zaman besi pra-Romawi di Britania, terutama di daerah selatan. Penaklukan Romawi di Britania. Antara 55 SM dan 40-an M, status quo pada upeti, sandera, dan negara klien tanpa pendudukan militer langsung, yang dimulai oleh Invasi Caesar ke Britania, tetap utuh. Augustus menyiapkan invasi pada 34 SM, 27 SM dan 25 SM. Yang pertama dan kedua dibatalkan karena adanya pemberontakan di berbagai daerah di kekaisaran, sedangkan yang kedua batal karena bangsa Briton tampaknya siap melakukan kesepakatan.[1] Berdasarkan Res Gestae karya Augustus, dua raja Britania, Dumnovellaunus dan Tincomarus, pergi ke kota Roma sebagai pemohon pada masa kekuasaannya,[2] dan berdasarkan Geografi karya Strabo, yang ditulis pada periode ini, Britania membayar lebih dalam hal pabean dan tugas yang dapat ditarik melalui pajak jika pulau tersebut ditaklukan.[3] Akan tetapi, menjelang 40-an M situasi politik di Britania menjadi kacau. Catuvellauni menggantikan Trinovantes sebagai kerajaan terkuat di Britania tenggara, dan merebut ibu kota Trinovantes, Camulodunum Colchester. Mereka juga menekan tetangga mereka Atrebates, yang dipimpin oleh mantan sekutu Julius Caesar, Commius.[4]
penaklukan roma di akhir zaman